Senin, 01 Agustus 2011

Nazaruddin Lolos, Patrialis Enggan Komentar

Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar, tidak tahu kabar lolosnya buronan interpol Muhammad Nazaruddin dalam operasi penyergapan di Kuala Lumpur Malaysia.

"Saya tidak tahu, no comment," kata Patrialis di Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Selasa 2 Agustus 2011. Patrialis pun enggan berkomentar lagi mengenai keberadaan tersangka suap wisma atlet itu.

Informasi yang dikumpulkan VIVAnews, pengejaran itu dilakukan pada Minggu 31 Juli 2011. Saat itu, tim yang sudah mengendus keberadaan Nazaruddin di Kuala Lumpur langsung menuju lokasi.

Namun, sesampainya di tempat, bekas Bendahara Partai Demokrat itu sudah tidak berada lagi ditempatnya. "Saat didatangi, dia sudah tidak di situ lagi," kata salah satu sumber.

Saat dikonfirmasi, Nazaruddin membantah mengenai pengejaran itu. "Itu hanya isu saja," ujarnya singkat saat dihubungi melalui BlackBerry Messenger-nya.

Pekan lalu, Patrialis pernah mengumumkan telah berhasil melacak keberadaan bekas Bendahara Partai Demokrat itu. Bahkan akan ada tim yang akan menjemput Nazaruddin.

"Tim malam ini akan berangkat. Mudah-mudahan ini penjemputan. Tapi tujuannya tidak akan dibocorkan, karena takutnya ia dengar ia langsung kabur lagi," kata Patrialis pada 26 Juli 2011.

Ia menambahkan, tim yang akan berangkat adalah gabungan dari Mabes Polri, keimigrasian serta dari Ditjen Adiministrasi Hukum Umum (AHU).

Nazaruddin pergi meninggalkan Indonesia sejak 23 Mei 2011. Saat itu, Nazaruddin mengaku pergi berobat ke Singapura. Dia pernah berjanji akan hadir di KPK jika sudah sembuh. Namun, hingga ditetapkan sebagai tersangka suap wisma atlet, Nazaruddin tak kunjung kembali.

Nazaruddin sempat diketahui menghuni sejumlah negara. Selain Singapura, Nazaruddin pernah terlacak berada di Cina, Vietnam, Malaysia, Tibet, dan bahkan sampai ke Argentina. Sinyal telepon milik Nazaruddin juga pernah terlacak berada di Jawa Timur.

Dari tempat persembunyiannya, Nazaruddin kerap "bernyanyi," dengan melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial terkait korupsi dan politik uang. Sejumlah pihak dia tuding terlibat korupsi. (ren)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar